top of page

Dari Bali ke Cisantana Laporan perjalanan Ziarah ke Cisantana Kuningan Paroki Santa Perawan Maria S

  • Triawan L
  • Jun 28, 2015
  • 3 min read

Screen Shot 2015-06-28 at 8.47.15 AM.png

Screen Shot 2015-06-28 at 8.47.11 AM.png

Screen Shot 2015-06-28 at 8.47.04 AM.png

Screen Shot 2015-06-28 at 8.46.59 AM.png

Screen Shot 2015-06-28 at 8.46.53 AM.png

Screen Shot 2015-06-28 at 8.46.48 AM.png

Ada banyak orang yang berpandangan bahwa karena Allah hadir di mana-mana, maka tak ada gunanya berziarah ke tempat-tempat khusus. Memang Tuhan Maha Hadir (omnipresent), maka Ia hadir di manapun, dan dapat disembah di tempat manapun. Namun juga, Allah menyatakan diri-Nya secara khusus di tempat-tempat tertentu. Maka walaupun tidak diharuskan oleh Gereja, namun adalah sesuatu yang baik (tentu kalau keadaan memungkinkan), jika kita mengunjungi tempat-tempat khusus tersebut, dengan maksud untuk menumbuhkan hasrat untuk mengenang kasih Tuhan dan apa yang telah dilakukan Tuhan kepada kita, dan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Pagi itu jam 4.30, tanggal 13 Juni 2015, sudah berjajar bus di pertigaan jalan Pajajaran dan Pandu. Bus-bus ini akan membawa 287 umat untuk berziarah ke Cisantana. Acara ziarah yang diprakarsai seksi Wilayah merupakan acara pertama dari serangkaian acara untuk memeriahkan ulang tahun Paroki Pandu yang ke-80 tahun dan Stasi Sukawarna yang ke- 30 tahun. Tidak mudah untuk menyelenggarakan acara Ziarah ini. Panitia beberapa bulan sebelumnya telah merencanakan tujuan awal adalah Bali, kemudian berubah tujuannya ke Medan. Dua tujuan ini tidak dapat dilaksanakan karena respon dari umat yang sangat minim, padahal tiket pesawat sudah harus cepat dibeli. Keadaan ini menyebabkan panitia merubah tujuan ziarah menjadi ke Cisantana dengan harapan umat dari paroki dan stasi bisa lebih banyak yang bisa ikut serta mengingat acara ziarah ini merupakan acara untuk memeriahkan ulang tahun paroki dan stasi yang sebaiknya melibatkan sebanyak-banyaknya umat. Anggapan dengan jarak yang tidak terlalu jauh akan melibatkan banyak umat ternyata tidak semulus yang panitia harapkan, karena masih ada wilayah yang hanya menyertakan 5 orang, bahkan ada wilayah yang tidak ada pesertanya sama sekali. Untunglah dihari-hari terakhir banyak umat mulai menyatakan mau ikut, sehingga terkumpul sampai 6 bus.

Bus mulai berangkat pukul 05.15 dengan harapan jam 10.30 sudah tiba di Cisantana. Beberapa kali bis berhenti di pom bensin karena penumpang perlu ke toilet. Bisa dibayangkan 6 bus yang terisi masing-masing 48 orang mengantri dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menunggu giliran menggunakan toilet. Semua itu menyebabkan rombongan peziarah baru tiba di Cisantana pukul 12.00.

Di Cisantana kelompok bus yang pertama tiba langsung memulai jalan salib, lalu disusul oleh bus kedua dan selanjutnya. Ada yang menarik dari seluruh umat yang berangkat bersama untuk ziarah ini, bahwa tidak semuanya ikut ke atas untuk melakukan jalan salib karena alasan usia dan kesehatan, sehingga mereka hanya menunggu dan berkegiatan sendiri untuk kemudian berangkat ke Cigugur mendahului rombangan yang sedang jalan salib. Ada juga peserta yang ikut jalan salib tapi ditengah jalan berhenti karema tidak sanggup untuk melanjutkan sampai ke perhentian terakhir. Tentu saja yang paling banyak adalah yang bisa menyelesaikan sampai selesai. Kalau kita pikir-pikir umat yang mau ikut memeriahkan kebersamaan dalam ziarah ini walaupun dari awal mereka sudah memutuskan tidak akan ikut jalan salib, merupakan kelompok yang luar biasa, kenapa ? bayangkan ... mereka mau berlelah-lelah dalam bis yang menempuh perjalanan selama 6 jam lebih hanya karena mereka mau berpartisipasi memeriahkan kebersamaan ziarah dalam rangka ulang tahun paroki dan stasi.

Waktu menunjukan pukul 14.15 saat semua kelompok menyelesaikan jalan salib, untuk selanjutnya bersama-sama menuju Gereja Santa Perawan Maria Puteri Murni Sejati untuk mengikuti Misa yang dipimpin oleh Pastor Didi Tarmedi,OSC dan Pastor Barualamsyah,OSC. Kedua pastor inilah yang mendampingi perjalanan Ziarah 287 umat ke Cisantana. Setelah misa selesai rombongan kembali ke bus melanjutkan perjalanan ke Paroki Kristus Raja, Cigugur Kuningan, untuk makan siang bersama. Waktu menunjukan pukul 16.00 saat rombongan peziarah mulai makan siang. Keterlambatan ini ditambah dengan antrian yang panjang. Setelah selesai makan rombongan umat kembali ke bus masing-masing untuk persiapan kembali ke Bandung.

Pastor Barualamsyah berpendapat bahwa ziarah adalah perjalanan iman seperti devosi guna memperkuat iman. Di Katolik ziarah bukan suatu kewajiban, tapi merupakan ungkapan iman. Pastor berpendapat ziarah dalam rangka ulang tahun paroki dan stasi ini bagus karena memperlihatkan keakraban umat yang ikut serta, dimana ungkapan syukur atas ulang tahun parokinya diwujudkan dengan doa bersama dalam sebuah ziarah. Pesan beliau managemen waktu perlu dipersiapkan lebih baik jika acara seperti ini akan diadakan lagi sehingga setiap acara dapat berjalan tepat waktu. Sedangkan Pastor Didi Tarmedi merasa kagum atas keikutsertaan umat dimana banyak peserta yang sudah berusia lanjut tapi begitu semangat untuk ikut naik jalan salib, menurut pastor hal ini disebabkan karena kebersamaan memunculkan kekuatan dan semangat yang luar biasa sehingga perjalanan ke puncak diluar dugaan bisa diselesaikan oleh umat yang sepuh-sepuh ini. Pastor Didi juga berpendapat waktu menjadi kendala dalam perjalanan ziarah ini, karena begitu banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk perjalanan.

Bapak David Suwito sebagai ketua panitia merasa lega karena akhirnya ziarah ke Cisantana dapat terlaksana. Beliau berterima kasih pada semua pihak yang terlibat mensukseskan acara ini khususnya untuk seluruh ketua wilayah yang telah bekerja keras mengumpulkan umat dan akhirnya semua wilayah bisa mengikutsertakan umatnya. Peserta dari Wilayah terbanyak berjumlah 55 orang dan yang terkecil berjumlah 15 orang; terima kasih pada semua umat yang ikut serta, dan meminta maaf atas semua kekurangan yang terjadi.

Selamat kepada panitia, Selamat ulang tahun Paroki Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan dan Stasi Santo Theodorus.


 
 
 

Comments


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2015 by Paroki Pandu

bottom of page